Kampus Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (STT Setia) yang berlokasi di Kampung Pulo RT 1/RW 5, Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur akan segera direlokasi (pindah). Lokasi baru belum disebut, tetapi proses relokasi mulai dilakukan tahun ini.
"Itu rencana sejak dulu. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membantu membeli lahan dan bangunan yang ada. Kemudian akan dibangun fasilitas publik," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto usai menerima pengurus Yayasan STT Setia di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). Hadir pada pertemuan itu Rektor STT Pendeta Matheus Mangentang, Ketua Umum Yayasan Bina Setia Indonesia Sukowaluyo Mintohardjo, dan sejumlah anggota yayasan lainnya.
Prijanto menegaskan, rencana relokasi adalah usulan dari pihak yayasan. Pemprov DKI membantu dengan cara membeli lahan yang ada. "Nanti cari sendiri lokasi baru," ujarnya ketika ditanya apakah juga membantu memfasilitasi penyediaan lokasi baru.
Dijelaskannya, pada saat ini, pihaknya sedang mempersiapkan perpindahan mahasiswa dari penampungan di Cibubur, Jakarta Timur ke bekas kantor Wali Kota Jakarta Barat di Jl S Parman. Pihaknya juga akan memperbaiki kekurangan yang ada di kantor tersebut seperti kamar mandi, penerangan, WC, dan sebagainya.
Ia tidak menjawab berapa lama mahasiswa akan menetap di kantor tersebut. Pasalnya bekas kantor wali kota itu sudah bukan milik Pemprov DKI Jakarta lagi, melainkan milik Yayasan Saweri Gading. "Kami masih mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) yang memenangkan yayasan tersebut. Jadi, belum bisa digusur sebelum ada kekuatan hukum tetap," tuturnya.
Larang Terima Mahasiswa
Dalam pertemuan kemarin, sumber SP mengatakan, Prijanto, melarang pihak STT Setia menerima mahasiswa baru pada tahun ajaran 2008/2009, karena alasan sudah tidak ada tempat lagi untuk menampung mereka pascapengusiran dari kampus di Kampung Pulo, Pinang Ranti Jakarta Timur, sekitar dua bulan yang lalu.
Prijanto dalam kesempatan itu juga secara tidak langsung sudah tidak memberikan jaminan keamanan terhadap mahasiswa untuk kembali ke kampusnya. Padahal, sebelumnya, mereka minta waktu untuk menjembatani negosiasi dengan warga.
"Pemerintah DKI sudah gagal melindungi warganya dan kalah pada tekanan ormas yang mengatasnamakan warga. Kepemimpinan Gubernur dan Wagub sangat lemah, sehingga tidak bisa mengayomi semua warganya," kata sumber yang meminta namanya dirahasiakan.
Rektor STT Setia, Matheus Mangentang yang dikonfirmasi seusai pertemuan mengatakan, pihaknya sudah sepakat dengan Wagub untuk tidak menyampaikan hasil pertemuan, karena pihak pemerintah yang akan menyampaikan pernyataan. "Saya no comment, silakan tanya ke Wagub," kata Matheus, Kamis (4/9) pagi.
Rektor yang biasanya bersahabat dengan wartawan itu, kali ini tampak menjaga jarak. Dia hanya menjelaskan tentang kondisi mahasiswanya yang berada di tiga tempat, yakni di Wisma Transito Kalimalang, sebagian besar di Cibubur, dan sekitar 200 orang sudah direlokasi ke bekas kantor Wali Kota Jakarta Barat.
Sumber : Suara Pembaruan/VM